Monday, June 21, 2010

SYARIAT DAN TARIKAT

Belakangan ini banyak orang mengajarkan tarikat tapi mengabaikan syariat. Akibatnya banyak orang menjadi curiga dengan tarikat, Padahal ada tarikat yang benar. Tapi karena ada tarikat yang ngawur, semuanya pun di anggap ngawur.

Sebaliknya, orang yang hanya mempelajari fikih tanpa tasawuf, tanpa mengalami (bukan sekedar mengetahui) bertuhan, dia pun sesat. Karena itu banyak orang fikih saling menyesatkan. Siapa yang mempelajari tasawuf disertai dengan fikih, dialah peraih kebenaran.

Imam Syafi’I berkata, Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan memperoleh tiga ilmu. Mereka mengajariku bagaimana berbicara, bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan, dan membimbingku ke jalan tasawuf.

Ulama-ulama ahli fikih besar itu selalu menghormati tasawug, sebab tasawuf adalah sepertiga dari agama. Seorang yang sudh memiliki kesadaran sufi, dalam mengerjakan segala sesuatu dia terus ingat Allah. Menurut Ibnu Khaidaun berkata, jalan sufi adalah jalan salaf, jalan para ulama terdahulu, di anrata para sahabat Rasul, Tbiin, dan tabiit. Tasawuf adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Ilmu ini menjelaskan bagaimanamengikuti sunah Nabi dan meninggalkan bidah.

Ibnu Taymiyyah, awalnya dia menentang tasawuf, tapi kemudian di akhir hayatnya dia mengakui tasawuf sebagai jalan kebenaran, dan dia mengikuti tarikat Qadiriyah. Hanya sayangnya sebagian ustaz sekarang ini sering mengutip pendapat Ibnu Taymiyyah ketika masih mudanya yang masih anti tasawuf. Bnu Taymiyyah berkata, Jadi kalian harus mengetahui bahwa para syekh yang terbimbing harus diambil dan diikuti sebagai petunjuk teladan. Tarikat para syekh itu menyeru manusia ke hadirat Allah dan ketaatan kepada Nabi. Kesimpulannya para ulama besar mengakui kebenaran tasawuf. Jadi sebenarnya kita tidak cukup hanya mengambil dua jalur Islam dan Iman. Kalau kita terpaku pada syariat atau fikh saja, tapi Ihsan terabaikan, kita bisa jadi orang yang sangat agamis tapi kurang spiritual. Dan keberagamaan kita terhenti pada simbaol-simbol. Kita sibuk dengan jilbab, abaya, peci putih, baju gamis, tapi kita lupa dengan subtansi agama bahwa substansi agama pada dasarnya ialah cinta dan kasih sayang serta pengorbanan. (Ref. Buku Menembus Bats. Ust Drs. H. Wahfiuddin MBA)

No comments:

Post a Comment