Wednesday, June 17, 2009

BERBAGI TENTANG GOSIP KDRT DAN HATI

Aku sendiri sih ngak begitu tertarik nonton acara gosip itu, tapi kenapa kok hampir semua berita kebanyakan membahas tentang gosip yang namanya KDRT ini. Bahkan sampai negara pun di direpotkan oleh urusan yang satu ini.

Tapi setelah berpikir positip menurut aku ada baiknya juga sih berita-berita tentang KDRT ini, hal itu bisa di jadikan pedoman bagi semua para wanita tentunya yang masih single agar tidak semata-mata mencari pendamping hidupnya hanya karena melihat materi atau kedudukannya saja. Banyak sekali wanita terjebak kerena gaya hidup yang metropolis dan tuntutan kebutuhan sekundernya sehingga tidak lagi menghiraukan kesejahteraan hati dan jiwanya. Karena tuntutan hidupnya yang tinggi sehingga kesejahteraan hati dan jiwanya tidak lagi penting, asalkan mendapat pasangan hidup yang kaya raya saja cukup, tidak perduli dia punya istri atau pria hidung belang. Jika semua para wanita mau berpikir secara jernih dan realita mereka akan berbahagia. Menurutku hal ini penting. Untuk mencari pendamping hidup itu perlu juga adanya keseimbangan pola berpikir, namun hati dan jiwalah yang terpenting. Pola pikir bisa saja sama namun belum tentu hati dan jiwanya seimbang.

Perlu digaris bawahi jika kita mau jujur bahwa wanita lah yang menciptakan masalah itu terlebih dahulu dan akhirnya dia sendiri yang mendapatkan masalah itu. KDRT itu terjadi hanya kepada orang-orang yang masih mementingkan egoisme dan posesif, mereka sama sekali tidak mementingkan kebahagiaan pasanggannya. Pria itu keras fisiknya saja namun lebut hatinya dan penyayang. Sering kali wanita terlena ketika menjalin cinta dengan seorang pria yang sedang jatuh cita kepadanya, selama berpacaran si wanita selalu berharap di manja, di telpon, dijemput, di temenin jalan, di tlaktir, di tanya sudah makan belum, sudah bangun belum, sudah mandi belum, bahkan berpura-pura sakit agar di ditemenin dan dimanjain. Lucunya si pria ini tidak merasa dimanfaatin, karena sedang jatuh cinta si pria menganggap bahwa semuanya itu wajar saja.

Ya…kalau hubungan itu hanya untuk bersenang-senang semata tentu saja itu lain ceritanya, tetapi kalau untuk di bawa kejenjang pernikahan atau berumah tangga, apakah si pria akan sanggup melakukan hal itu selamanya. Sementara pria belum menyadari bahwa wanita akan terus menuntut lebih banyak lagi perlakuan seperti itu pada saat sudah berumah tangga pun. Sedangkan pria sendiri sudah berpikir beda, menurutnya tugas dia adalah memimpin dan memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga semua kebutuhan pribadinya harus disediakan oleh pasangannya, termasuk kasih sayang dan perhatiannya setiap hari.

Nah..aku rasa dari sinilah mulai muncul ke tidak adilan menurut wanita, sehingga wanita berpikir bahwa pasangannya tidak lagi menyayangi dan memperhatikannya. Wanita mulai curiga dan bersikap menjengkelkan pria, banyak pria yang berusaha menahan diri agar tidak kasar dan marah dengan pasangannya, namun terkadang wanita sering kali memancing emosi pria sehingga pria tidak tahan lagi menahan emosi dan terjadi KDRT. Banyak berita-berita yang hanya menyudutkan kaum pria karena terbukti melakukan KDRT, sementara pria sendiri sulit membuktikan kalau dirinya sendiri juga mengalami luka di hati dan perasaanya oleh sikap dan perlakuan pasangannya. KDRT bisa disembuhkan lukanya dengan medis, namun luka hati dan perasaan tidak dapat disembuhkan dengan obat dokter. Pria hanya memendam perasaan sedihnya sendiri melalui aktifitasnya dia berharap dapat melupakan dan menyembuhkan luka hatinya.

Nyarisnya kejadian KDRT ini selalu menyalahkan pihak pria, sementara wanita dianggapnya lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa kepada pasangannya, padahal ucapan wanita sering kali melukai dan menyakitkan hati pria dan hal ini tidak disadari oleh kaum wanita. Mengapa pria pergi dengan wanita lain sementara istrinya sendiri sudah cantik. Satu kata dari aku “pria senang dengan kelembutan” itu menirutku. Jadi jangan terlalu menyalahkan pihak pria berkaca pada diri sendiri.

Dari aku untuk semua teman-teman wanita yang sudah dikaruniai pasangan hidup, bersyukurlah bahwa dia telah memilih dirimu dan dia lah yang terbaik bagimu menurut Tuhan bukan menurut dirimu, jaga hati dan perasaan pasanganmu agar hidupmu selalu bahagia. Letakkan seluruh kepercayaan hatimu kepadanya bahwa hanya dirimu satu-satunya yang sangat dia sayangi. Sandarkan jiwa dan ragamu bahwa dia adalah pendamping hidupmu selamanya di dunia dan di akhirat nanti.

No comments:

Post a Comment